Samsung sepertinya tak rela membiarkan para pesaingnya menggerus pasar menengah lewat produk berkeypad QWERTY yang tengah jadi trend. Menyusul Samsung C6625 yang sudah lebih dulu menguji pasar, vendor Korea ini kembali menerjunkan satu lagi jagoan baru, yakni Omnia Pro B7320.
Masih mengandalkan OS Windows Mobile, kali ini Omnia Pro B7320 tampil lebih sarat fitur plus disain yang makin matang ketimbang pendahulunya. Banderol di bawah tiga jutaan rupiah yang diusungnya menyeret ponsel ini bertanding dengan Nokia E63 di sektor menengah. Siapkan QWERTY baru Samsung ini bersaing?
Harga | Rp 2.700.000,- | ||
HSDPA | YA | Kamera | YA |
3G | YA | Video Call | YA |
WiFi | YA | Memory Ext | YA |
Bluetooth | YA | | YA |
Infrared | Tidak | Music Player | YA |
Browser | YA | Video Player | YA |
Java MIDP | YA | Video Recorder | YA |
GPS Intenal | YA | OS Terbuka | Tidak |
Aplikasi Navigator | Tidak | Radio FM | YA |
HSDPA 900 / 1900 / 2100; 11,18 x 5,96 x 1,26 cm; 110 gr; LCD TFT, 65 ribu warna, 320x240 piksel, 2,4 inci; microSD (TransFlash), hingga 16GB; HSDPA, 3.6 Mbps; Wi-Fi 802.11 b/g; Java MIDP 2.0; kamera 3,2 megapiksel ; Windows Mobile 6.1 Standard, processor 32 bit Qualcomm MSM 7201A ARM1136EJ-S, clock speed 528 MHz; internet explorer, client Facebook, GPS/A-GPS, Adobe Flash lite, Adobe reader LE, Office Mobile (Excel, OneNote, PowerPoint, Word), ActiveSync, Internet Sharing, RSS reader, Streaming player | |||
Baterai Lithium Polymer 1480 mAh | |||
Ponsel, baterai, headset stereo, charger, MicroSD 1 GB, kabel data, buku manual, CD, kartu garansi, pelindung casing belakang |
(+)HSDPA, Ada GPS/A-GPS, OS Windows Mobile 6.1 Standard yang bisa diupgrade ke Windows Mobile 6.5 Standard, Wi-Fi
(-)Kamera tanpa autofokus dan flash, tanpa jack audio 3,5 mm, microSD tidak hot-swappable, tak ada software navigasi,
Interface
Sulit memisahkan Samsung Omnia Pro B7320 dengan GT-C6625 jika menilik pada disain. Perawakannya hampir sama, bongsor dan berbodi lebar khas ponsel QWERTY. Namun, komposisi warna yang ditampilkan lebih berkelas mendekati tampilan handset pebisnis lewat warna coklat glossy.
Tak jauh berbeda dengan pendahulunya, struktur keyboard full QWERTY bersama dengan tombol navigasi standar empat arah memakan setengah bodi depan ponsel. Kumpulan tombol tertata rapi dalam empat baris dan 10 jajar dengan alur melengkung ke bawah seperti busur panah.
Setiap tuts sengaja dibuat menyembul untuk memudahkan penekanan. Namun, bahannya yang terbuat dari plastik keras membuat pengetikan sedikit kurang nyaman. Lepas dari itu, pada keypad QWERTY-nya, Omnia Pro B7320 menyematkan tombol shortcut ke fitur favorit seperti kamera, media player, messages dan browser internet.
Seperti Samsung GT-C6625, ponsel ini mengemas sistem operasi Windows Mobile 6.1 Standard. Alhasil, tampilan antar mukanya pun sama persis dengan ponsel lain yang mengusung kemampuan serupa. Namun, jika dibutuhkan sistem operasi ini bisa diupdate ke Windows Mobile 6.5 Standard.
Samsung Omnia Pro B7320 menyodorkan interface dengan ‘home screen’ atau layar utama yang bisa diutak-atik dalam sebelas pilihan. Mulai dari layar utama ala pop up hingga berkonsep widget. Dengan menekan tombol bergambar ‘rumah’ di sebelah navigasi, pengguna bisa langsung mengakses home screen jika kesasar saat menjelajahi menu tertentu.
Start menu style pada ponsel ini bisa digonta-ganti sesuai selera baik dalam bentuk grid atau list. Begitu pula dengan color scheme yang terdiri dari 16 pilihan. Tak ketinggalan koleksi wallpaper yang jumlahnya cukup banyak.
Dalam hal kualitas layar, Samsung Omnia Pro B7320 menyusupkan LCD TFT 65 ribu warna dengan resolusi 320x240 piksel pada penampang 2,4 inci. Otomatis kualitasnya justru malah ada di bawah pendahulunya yang sudah tampil dengan 256 ribu warna.
Multimedia
Seperti slogan ‘the Smart Way to Work & Play’ yang melekat pada ponsel ini, unsur multimedia yang cukup sudah dibenamkan. Pengguna bakal menemukan fasilitas yang memadai, mulai dari fituf kamera hingga pemutar musik.
Terdapat Windows Media Player 10 Mobile yang untuk menayangkan klip video atau memutar musik sekaligus. Seperti biasa, pemutar musik khas Windows Mobile ini menyuguhkan beragam opsi seperti Library, Play/Pause, Stop, Shuffle/ repeat, Options, hingga Properties.
Output musik atau sound yang mengalir dari loudspeaker di bagian belakang atas ponsel ini jelas lebih sempurna ketimbang Samsung C6625 yang masih menyatu dengan earpiece. Kualitas suaranya yang jernih dan lantang terasa lebih baik dibandingkan beberapa ponsel musik yang ada di pasaran.
Begitu pula saat menjajal musik via headset-nya, keluaran suara terasa semakin optimal. Bas dan treble hadir terdengar menggelegar namun dalam komposisi lebih nyaman di telinga. Sebagai tambahan, pengguna pun bisa mendengarkan musik headset Bluetooth stereo via teknologi A2DP.
Headset yang disertakan dalam paket penjualan ini pula yang diperlukan untuk menyetel radio FM pada Samsung Omnia Pro B7320. Jelajah jaringan radio-nya relatif baik dan mampu menangkap siaran dengan kualitas memadai.
Sementara untuk urusan kamera, ponsel ini sudah naik kelas dengan menjejalkan kamera 3,2 megapiksel di bodi belakang. Sementara pada Samsung C6625 hanya mengadopsi kamera berkekuatan 2 megapiksel. Keduanya sama-sama memiliki kamera video call.
Sayang, lain dari itu tak ada fitur pelengkap semisal autofokus atau lampu flash untuk menunjang kemampuan kamera. Jadi, ketangguhan kamera yang sudah mencapai 3,2 megapiksel ini seolah mubazir karena tak bisa tampil optimal layaknya kompetitor lain.
Saat digunakan menjepret obyek dalam kondisi luar ruangan hasilnya cukup maksimal. Tingkat ketajaman gambar serta komposisi warna foto sudah seimbang. Namun, dalam kondisi indoor yang minim cahaya, pengguna bakal menemukan noise yang mengganggu. Maklum, ponsel ini tak memiliki lampu flash.
Samsung Omnia Pro B7320 bisa digunakan merekam video dengan resolusi 320x240 piksel pada 12 fps. Video yang dihasilkan akan muncul dalam format 3gp.
Konektivitas
Kemampuan Samsung Omnia Pro B7320 di sektor ini tampaknya bisa digunakan untuk menggedor rivalnya. Setidaknya, lewat support jaringan 3G/HSDPA membuat pengguna bisa mengakses internet dengan kecepatan tinggi.
Lebih dari itu, ponsel ini menyiapkan WiFi sebagai alternatif akses internet. Hal ini sebelumnya tak disediakan pada Samsung C6625. Saat, berada di wilayah yang menyediakan layanan Wi-Fi gratis tentu pengguna bisa menghemat biaya GPRS.
Untuk browser internetnya sendiri, Samsung Omnia Pro B7320 menawarkan Internet Explorer. Meski sudah cukup baik untuk dipakai akses internet, namun dari segi kinerja masih kalah jauh ketimbang browser pihak ketiga seperti Opera Mobile atau Skyfire.
Soal fungsi yang lebih interaktif yakni Instant Messaging (IM), sama halnya seperti Samsung C6625, ponsel ini sudah membawa aplikasi chatting default, yakni MSN dan Windows Live. Namun, jika pengguna memiliki akun lain seperti Yahoo! Messenger maupun Google Talk bisa menambahkan aplikasi pihak ketiga.
Ponsel ini pun mendukung fungsi email yang bisa digunakan untuk mengakses langsung akun surat elektronik pribadi dengan kemampuan ‘pull’. Juga buat pengguna kalangan bisnis, ponsel ini bisa disinkronisasi dengan program khusus yang terkait dengan layanan korporat seperti MS Outlook.
Sayang, beberapa aplikasi networking mumpuni justru dihilangkan pada ponsel ini. Jika pada Samsung C6625 tersedia pilihan aplikasi seperti ShoZu dan aplikasi Facebook khusus, maka di ponsel ini hanya bisa ditemukan shortcut Facebook yang sekedar memberikan jalur akses ke link m.facebook.com.
Aplikasi dan Instalasi
Fasilitas navigasi digital, yakni GPS sudah menjadi bagian dari ponsel ini. Seperti pendahulunya, Samsung Omnia Pro B7320 sudah disokong dengan receiver GPS internal, namun tetap bisa menggunakan jalur operator lewat teknologi Assisted-GPS.
Soal peta digitalnya, ponsel ini bisa memanfaatkan peta digital gratis yang disediakan developer pihak ketiga. Sayang, pihak vendor tidak menjejalkan aplikasi ke dalam ponsel ini alias pengguna harus mendownloadnya sendiri.
Tersedia pula aplikasi Pocket Office ditunjang beberapa fitur seperti Word, Excel dan PowerPoint yang bisa terintegrasi dengan program PC. Menariknya, file dokumen yang biasa terdapat pada PC tersebut bisa sekaligus dibuka dan diedit.
Namun, seperti pada Samsung C6625, kemampuan membuat file baru (new file) tak disediakan. Jadi, untuk menulis file baru Anda bisa menggunakan cara ‘save as’ file yang sudah ada dan meng-edit-nya. Selain itu, terdapat aplikasi Adobe Reader.
Ponsel ini pun sudah mendukung Java MIDP 2.0 yang cukup kompatibel dan terbuka untuk instalasi aplikasi pihak ketiga. Artinya, pengguna bisa menambahkan berbagai aplikasi tambahan lain yang memang support dengan Samsung Omnia Pro B7320.
Hardware
Suntikan prosessor 32 bit Qualcomm MSM 7201A ARM1136EJ-S dengan clock speed 528 MHz membuat ponsel ini lebih tangguh ketimbang Samsung C6625 yang hanya menjejalkan prosesor 32-bit STMicroelectronics Nomadik STn8810 dengan clock speed 393 MHz.
Alhasil, jika Samsung C6625 cenderung masih lemot untuk pengoperasian menu dan akses aplikasi, maka akselerasi Samsung OmniaPro B7320 lebih baik. Kinerja ponsel dalam aksi multi tasking menjadi lebih mumpuni, setidaknya tak ada kata tersendat seperti pada Samsung C6625.
Dukungan memori internal 100 MB, plus 256 RAM dan 256 ROM pun menambah ketangguhan ponsel ini. Bandingkan dengan Samsung C6625 yang hanya disupport memori internal 128 MB RAM dan 128 MB ROM. Tak ketinggalan ketersediaan slot memori eksternal serta bonus kartu memori MicroSD dengan kapasitas 1GB.
Sementara kekuatan baterai Samsung Omnia Pro B7320 menggunakan lithium ion dengan kapasitas sekitar 1480 mAh. Mengalami peningkatan ketimbang Samsung C6625 yang hanya 1300 mAh. Untuk standby atau penggunaan normal ponsel ini bisa bertahan hingga 2,5 hari dalam sekali pengecasan penuh.
Kesimpulan
Samsung Omnia Pro B7320 siap bersaing di kategori smartphone dengan banderol cukup terjangkau. Disain QWERTY plus fitur lengkap seperti Wi-Fi, GPS/A-GPS support, HSDPA serta fitur office ala Windows Mobile menjadi senjatanya.
Namun, kualitas beberapa fitur penunjang terkesan masih seadanya। Kemampuan multimedia pada Windows Mobile 6.1 yang relatif ketinggalan jaman, kemampuan kamera tanpa autofokus dan flash, serta interface yang kurang interaktif membuat daya gedornya kurang greget.
source: http://www.tabloidpulsa.co.id
0 comments:
Post a Comment